Apakah tidak boleh kaya?

Mau kaya? Boleh-boleh saja. Kaya pahala? jelas boleh. Kaya harta? Juga boleh. Ketika seseorang memiliki kekayaan harta yang melimpah biasanya akan dilihat apa pekerjaannya. Misal Pak Mahyeldi yang mengikuti Pilkada di Kota Padang. Dalam rilis harta kekayaan hanya 250juta. Itu membuat institusi bernama KPK tidak percaya. Atau bahkan sebagian orang juga tidak percaya jika yang ikut Pilkada ini ‘hanya’ memiliki kekayaan segitu.

Yang diributkan orang itu jika Ustadz punya harta yang banyak. Emang ustadz gak boleh punya harta? Bagaimana dengan Rosulullah yang ketika menikah maharnya segitu banyak. Atau para Sahabat yang menjadi pedagang yang sukses? Apakah dengan kekayaan yang mereka miliki atau kita miliki ini bermanfaat bagi kita dan orang lain? itu yang terpenting. Misal, yang paling baru kasus LHI. Katanya ustadz, tapi kok kaya. Punya rumah mewah, mobil mewah. Lha apa orang gak boleh punya harta banyak? Siapa tahu mereka punya usaha yang kita tidak tahu. Usaha export import atau perkebunan dan lainnya. Ada tokoh Nasional lain yang memiliki harta kekayaan yang banyak, tapi juga tidak seheboh klo ustadz kaya. Misal (alm) Ustadz Jefri yang memiliki moge (motor gede). Apa tidak boleh? Boleh saja. Karena dengan Moge nya itu beliau bisa berdakwah ke komunitas Moge. Ada pula yang memang orangnya sederhana gak neko-neko. Anggota dewan masih ngontrak rumahnya, ada.  Ustadz pake motor buatan tahun dulu mungkin juga ada. Apakah klo motornya mogok tak mengganggu dakwahnya? Seharusnya punya motor yang lebih baik juga tak apa. Unta merah itu mahal, tapi kuat :).

Kekayaan harta kita nanti akan dihisab (dihitung) dari mana dia berasal dan digunakan untuk apa. (Ingat, kita gak bisa ngeles.com). Kalau pun ustadz atau Kyai punya harta yang banyak insyaallah banyak yang digunakan untuk kebaikan. Pahala dari bersedekah itu bisa 70rb kali lipat. Lha kita sedekah 1000 aja mikirnya lama. Lha mereka sedekah harta dan ilmu segitu banyaknya. Klo balasan Allah didunia seperti itu, bagaimana balasan diakhirat nanti? Wallahua’lam. Kita saja diajak untuk mengajak dalam kebaikan (dakwah) punya alasan segudang. hayo ngaku…klo di ajak sholat, bilang nitip salam atau nanti aja. Klo di ajak puasa Ramadhan katanya puasa padahal… Ada lagi klo merokok itu menurut saya mengganggu orang lain, klo ganggu artinya orang lain tak nyaman.

Semoga bisa mengingatkan saya pribadi bahwa harta benda tak dibawa mati dan kelak akan dimintai pertanggungg jawaban. Alasan ini jangan mengecilkan semangat bahwa kita hidup miskin saja, tapi hidup berkecukupan. Cukup untuk renovasi masjid, cukup untuk sedekah, cukup untuk zakat.

Raya 31, 7 Nov 2013 (16:15)

About Cak Bas

Tarbiyah bukan segalanya, tapi segalanya dapat dicapai dengan tarbiyah...

Posted on 7 November 2013, in Tausiyah. Bookmark the permalink. 3 Komentar.

  1. Semakin kaya, semakin banyak yang bisa dibagi ya, Cak.

Tinggalkan Balasan ke Akhmad Muhaimin Azzet Batalkan balasan